Kumpulan Cerita Rakyat dari Seluruh Indonesia

Legenda Si Lancang dari Riau 2

Legenda Si Lancang dari Riau 2

Kabupaten Kampar adalah salah satu kabupaten di Provinsi Riau, Indonesia.Di samping julukan Bumi Sarimadu, Kabupaten Kampar yang beribukota di Bangkinang ini juga dikenal dengan julukan
  Serambi Mekkah di Provinsi Riau. Kabupaten ini memiliki luas 10.928,20 km² atau 12,26% dari luas Provinsi Riau dan berpenduduk ±688.204 jiwa
Pada awalnya Kampar termasuk sebuah kawasan yang luas, merupakan sebuah kawasan yang dilalui oleh sebuah sungai besar, yang disebut dengan Sungai Kampar. Berkaitan dengan Prasasti Kedukan Bukit, beberapa sejarahwan menafsirkan Minanga Tanvar dapat bermaksud dengan pertemuan dua sungai yang diasumsikan pertemuan Sungai Kampar Kanan dan Sungai Kampar Kiri. Penafsiran ini didukung dengan penemuan Candi Muara Takus di
tepian Sungai Kampar Kanan, yang diperkirakan telah ada pada masa Sriwijaya.[2]Berdasarkan Sulalatus Salatin, disebutkan adanya keterkaitan Kesultanan Melayu Melaka dengan Kampar. Kemudian juga disebutkan Sultan Melaka terakhir.Mahmud Shah dari Melaka| Sultan Mahmud Shah setelah jatuhnya Bintan tahun 1526 ke tangan Portugis, melarikan diri ke Kampar, dua tahun berikutnya mangkat dan dimakamkan di Kampar. Dalam catatan Portugal, disebutkan bahwa di Kampar waktu itu telah dipimpim oleh seorang raja, yang juga memiliki hubungan dengan penguasa Minangkabau.] Tomas Dias dalam
ekspedisinya ke pedalaman Minangkabau tahun 1684, menyebutkan bahwa ia menelusuri Sungai Siak kemudian sampai pada suatu kawasan, pindah dan melanjutkan perjalanan darat menuju Sungai Kampar. Dalam perjalanan tersebut ia berjumpa dengan penguasa setempat dan meminta izin menuju Pagaruyung
Kabupaten Kampar dengan luas lebih kurang 27.908,32 km² merupakan daerah yang terletak antara 1°00’40” Lintang Utara sampai 0°27’00” Lintang Selatan dan 100°28’30” – 101°14’30” Bujur Timur Batas-batas
daerah Kabupaten Kampar adalah sebagai berikut :Utara Kabupaten Rokan Hulu dan Kabupaten BengkalisSelatan Kabupaten Kuantan Singingi
Barat Kabupaten Lima Puluh Kota (Provinsi Sumatera Barat)
Timur Kota Pekanbaru, Kabupaten Siak dan Kabupaten Pelalawan
Kabupaten Kampar dilalui oleh dua buah sungai besar dan beberapa sungai kecil, di antaranya Sungai Kampar yang panjangnya ± 413,5 km dengan kedalaman rata-rata 7,7 m dan lebar rata-rata 143 meter. Seluruh bagian sungai ini termasuk dalam Kabupaten Kamparyang meliputi Kecamatan XIII Koto Kampar, Bangkinang, Bangkinang Barat, Kampar, Siak Hulu, dan Kampar Kiri. Kemudian Sungai Siak bagian hulu yakni panjangnya ± 90 km dengan kedalaman rata-rata 8 – 12 m yang melintasi kecamatan Tapung. Sungai-sungai besar yang terdapat di Kabupaten Kampar ini sebagian masih berfungsi baik sebagai sarana perhubungan, sumber air bersih, budi daya ikan, maupun sebagai sumber energi listrik (PLTA Koto Panjang).
Kabupaten Kampar pada umumnya beriklim tropis, suhu minimum terjadi pada bulan November dan Desember yaitu sebesar 21 °C. Suhu maksimum terjadi pada Juli dengan temperatur 35 °C. Jumlah hari hujan pada tahun 2009, yang terbanyak adalah di sekitar Bangkinang Seberang dan Kampar Kiri.https://id.wikipedia.org

Legenda Si Lancang dari Riau 2
............hari itu langit sangat cerah..angin yang sejuk menerpa dadunan..langkah kaki ibu Silancang tergesa-gesa..nampak wajahnya sangat riang..mau kemanakah ibunya silancang....terdengar sayup-sayup suara ombak memecah karang......semakin dekat
tujuannya..langkah ibu tua itu semakin cepat...berat bawaaan yang digendongnya tak ia rasakan..keinginan dalam hatinya,ingin cepat sampai kedermaga dan memeluk anaknya yang ia rindukan selama..ini....dan sampailah ke dermaga ..."anakku.."ibu Silancang berguman melihat anaknya berdiri diatas sebah kapal....dengan memberankan diri..naiklah ia ke atas kapal untuk menemui anaknya...kerinduan yang selama ini terpendam ingin ia tumpahkan dengan memeluk anaknya..si ibu dengan terengah-engah..menaiki tangga dan langsung menghampiri anaknya beserta ke tujuh istrinya......
"Engkau Lancang anakku...."dengan suara terbata-bata..menahan rasa rindu yang bergemuruh didalam dadanya,yang ia pendam bertahun-tahun...ingin ia menjerit..dan memeluk anaknya ...akan tetapi mendengar sapaan seperti itu Si lancang... malah berteriak dengan sombong dan pongahnya...hati ibu Silancamg..sangat remuk redam mendengar teriakan anak yang dirindukannya..bertahun-tahun....kakinya lemas lunglai..air matanya bercucuran..."anakku lancang..ini ibu bawakan makan kesukaanmu.."..antara rasa sedih dan rasa tidak
percaya...ibunya Silancang tetap ingin meyakinkan pada anaknya bahwa ia adalah ibunya..."hai kelasi...usir orang ini..dari kapalku..aku tak punya ibu macam begini.."...mendengar itu hancur segenap perasaan ibunya Silancang......dia menangis sejadi-jadinya...kakinya yang tua tak mampu menopang tubuhnya..ditambah harapan yang dinantikan malah mendapat hinaan dari orang yang disayanginya....dan diangkatlah tubuh ibunya Silancang...turun dari kapal...
Sesampai dirumah ibunya Silancang tak kuasa menahan rasa sedih yang bercampur dengan sakit hati terhadap anaknya..maka diambilnya pusaka..miliknya..sebuah nyiru dan lesung penumbuk padi..sambil memutarkan lesung dan mengibaska nyirunya...ia berdoa pada yang Maha
Kuasa.."wahai Tuhanku...aku bukannya mau menagih hutang atas setiap pengorbanan kepada anakku selama ini..akan tetapi berilah hukuman yang setimpal atas perbuatannya itu.."...sambil berderai air mata...dan perasaan yang tidak menentu...antara rasa benci,sakit hati dan rasa sayang pada anaknya...ibu nya Silancang...berdoa....dan doanya ternyata di kabul....
Langit tiba-tiba gelap gulita....angin berhembus dengan kencangnya...halilintar saling bersautan....hujan deraspun tercurah dari langit seakan turut berduka dengan kesedihan ibunya Silancang....dan  menghancurkan kapal milik anaknya......akhir kisah yang sangat tragis..karena sebuah kesalahan terhadap seorang ibu...menurut cerita rakyat setempat...kain sutra milik Silancang,melayang-layang dan jatuh menjadi negeri Lipan yang terletak dikampar kiri,Gongnya terlempar ke Kamapar Kanan dan menjadi sungai Ogong,tembikarnya menjadi Pasubilah,sedangkan tiang bendera kapal Silancang terlempar hingga menjadi sebuah danau yang diberi nama Danau Silancang....dan sampai sekarang nama-nama tempat itu masih ada...mungkin ini hanya sebuah legenda atau dongeng..akan tetapi yang lebih penting..bagaimana kita bersikap terhadap orang tua....
QS 17 : 23 Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia[850].
 [850] Mengucapkan kata Ah kepada orang tua tidak dlbolehkan oleh agama apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu."

Ditulis oleh : Admin
Tag : 2, silancang.Riau
0 Komentar untuk "Legenda Si Lancang dari Riau 2"

Back To Top