Legenda Si Lancang dari Riau 2
Serambi Mekkah di Provinsi Riau. Kabupaten ini memiliki luas 10.928,20
km² atau 12,26% dari luas Provinsi Riau dan berpenduduk ±688.204 jiwa
Pada
awalnya Kampar termasuk sebuah kawasan yang luas, merupakan sebuah
kawasan yang dilalui oleh sebuah sungai besar, yang disebut dengan
Sungai Kampar. Berkaitan dengan Prasasti Kedukan Bukit, beberapa
sejarahwan menafsirkan Minanga Tanvar dapat bermaksud dengan pertemuan
dua sungai yang diasumsikan pertemuan Sungai Kampar Kanan dan Sungai
Kampar Kiri. Penafsiran ini didukung dengan penemuan Candi Muara Takus
di


ekspedisinya
ke pedalaman Minangkabau tahun 1684, menyebutkan bahwa ia menelusuri
Sungai Siak kemudian sampai pada suatu kawasan, pindah dan melanjutkan
perjalanan darat menuju Sungai Kampar. Dalam perjalanan tersebut ia
berjumpa dengan penguasa setempat dan meminta izin menuju Pagaruyung
Kabupaten
Kampar dengan luas lebih kurang 27.908,32 km² merupakan daerah yang
terletak antara 1°00’40” Lintang Utara sampai 0°27’00” Lintang Selatan
dan 100°28’30” – 101°14’30” Bujur Timur Batas-batas
daerah Kabupaten Kampar adalah sebagai berikut :Utara Kabupaten Rokan Hulu dan Kabupaten BengkalisSelatan Kabupaten Kuantan Singingi
Barat Kabupaten Lima Puluh Kota (Provinsi Sumatera Barat)
Timur Kota Pekanbaru, Kabupaten Siak dan Kabupaten Pelalawan

Kabupaten
Kampar pada umumnya beriklim tropis, suhu minimum terjadi pada bulan
November dan Desember yaitu sebesar 21 °C. Suhu maksimum terjadi pada
Juli dengan temperatur 35 °C. Jumlah hari hujan pada tahun 2009, yang
terbanyak adalah di sekitar Bangkinang Seberang dan Kampar Kiri.https://id.wikipedia.org
Legenda Si Lancang dari Riau 2
............hari
itu langit sangat cerah..angin yang sejuk menerpa dadunan..langkah kaki
ibu Silancang tergesa-gesa..nampak wajahnya sangat riang..mau kemanakah
ibunya silancang....terdengar sayup-sayup suara ombak memecah karang......semakin dekat
tujuannya..langkah ibu tua itu semakin cepat...berat bawaaan yang digendongnya tak ia rasakan..keinginan dalam hatinya,ingin cepat sampai kedermaga dan memeluk anaknya yang ia rindukan selama..ini....dan sampailah ke dermaga ..."anakku.."ibu Silancang berguman melihat anaknya berdiri diatas sebah kapal....dengan memberankan diri..naiklah ia ke atas kapal untuk menemui anaknya...kerinduan yang selama ini terpendam ingin ia tumpahkan dengan memeluk anaknya..si ibu dengan terengah-engah..menaiki tangga dan langsung menghampiri anaknya beserta ke tujuh istrinya......
"Engkau Lancang anakku...."dengan suara terbata-bata..menahan rasa rindu yang bergemuruh didalam dadanya,yang ia pendam bertahun-tahun...ingin ia menjerit..dan memeluk anaknya ...akan tetapi mendengar sapaan seperti itu Si lancang... malah berteriak dengan sombong dan pongahnya...hati ibu Silancamg..sangat remuk redam mendengar teriakan anak yang dirindukannya..bertahun-tahun....kakinya lemas lunglai..air matanya bercucuran..."anakku lancang..ini ibu bawakan makan kesukaanmu.."..antara rasa sedih dan rasa tidak
percaya...ibunya Silancang tetap ingin meyakinkan pada anaknya bahwa ia adalah ibunya..."hai kelasi...usir orang ini..dari kapalku..aku tak punya ibu macam begini.."...mendengar itu hancur segenap perasaan ibunya Silancang......dia menangis sejadi-jadinya...kakinya yang tua tak mampu menopang tubuhnya..ditambah harapan yang dinantikan malah mendapat hinaan dari orang yang disayanginya....dan diangkatlah tubuh ibunya Silancang...turun dari kapal...
Sesampai dirumah ibunya Silancang tak kuasa menahan rasa sedih yang bercampur dengan sakit hati terhadap anaknya..maka diambilnya pusaka..miliknya..sebuah nyiru dan lesung penumbuk padi..sambil memutarkan lesung dan mengibaska nyirunya...ia berdoa pada yang Maha
Kuasa.."wahai Tuhanku...aku bukannya mau menagih hutang atas setiap pengorbanan kepada anakku selama ini..akan tetapi berilah hukuman yang setimpal atas perbuatannya itu.."...sambil berderai air mata...dan perasaan yang tidak menentu...antara rasa benci,sakit hati dan rasa sayang pada anaknya...ibu nya Silancang...berdoa....dan doanya ternyata di kabul....
Langit tiba-tiba gelap gulita....angin berhembus dengan kencangnya...halilintar saling bersautan....hujan deraspun tercurah dari langit seakan turut berduka dengan kesedihan ibunya Silancang....dan menghancurkan kapal milik anaknya......akhir kisah yang sangat tragis..karena sebuah kesalahan terhadap seorang ibu...menurut cerita rakyat setempat...kain sutra milik Silancang,melayang-layang dan jatuh menjadi negeri Lipan yang terletak dikampar kiri,Gongnya terlempar ke Kamapar Kanan dan menjadi sungai Ogong,tembikarnya menjadi Pasubilah,sedangkan tiang bendera kapal Silancang terlempar hingga menjadi sebuah danau yang diberi nama Danau Silancang....dan sampai sekarang nama-nama tempat itu masih ada...mungkin ini hanya sebuah legenda atau dongeng..akan tetapi yang lebih penting..bagaimana kita bersikap terhadap orang tua....
tujuannya..langkah ibu tua itu semakin cepat...berat bawaaan yang digendongnya tak ia rasakan..keinginan dalam hatinya,ingin cepat sampai kedermaga dan memeluk anaknya yang ia rindukan selama..ini....dan sampailah ke dermaga ..."anakku.."ibu Silancang berguman melihat anaknya berdiri diatas sebah kapal....dengan memberankan diri..naiklah ia ke atas kapal untuk menemui anaknya...kerinduan yang selama ini terpendam ingin ia tumpahkan dengan memeluk anaknya..si ibu dengan terengah-engah..menaiki tangga dan langsung menghampiri anaknya beserta ke tujuh istrinya......
"Engkau Lancang anakku...."dengan suara terbata-bata..menahan rasa rindu yang bergemuruh didalam dadanya,yang ia pendam bertahun-tahun...ingin ia menjerit..dan memeluk anaknya ...akan tetapi mendengar sapaan seperti itu Si lancang... malah berteriak dengan sombong dan pongahnya...hati ibu Silancamg..sangat remuk redam mendengar teriakan anak yang dirindukannya..bertahun-tahun....kakinya lemas lunglai..air matanya bercucuran..."anakku lancang..ini ibu bawakan makan kesukaanmu.."..antara rasa sedih dan rasa tidak
percaya...ibunya Silancang tetap ingin meyakinkan pada anaknya bahwa ia adalah ibunya..."hai kelasi...usir orang ini..dari kapalku..aku tak punya ibu macam begini.."...mendengar itu hancur segenap perasaan ibunya Silancang......dia menangis sejadi-jadinya...kakinya yang tua tak mampu menopang tubuhnya..ditambah harapan yang dinantikan malah mendapat hinaan dari orang yang disayanginya....dan diangkatlah tubuh ibunya Silancang...turun dari kapal...
Sesampai dirumah ibunya Silancang tak kuasa menahan rasa sedih yang bercampur dengan sakit hati terhadap anaknya..maka diambilnya pusaka..miliknya..sebuah nyiru dan lesung penumbuk padi..sambil memutarkan lesung dan mengibaska nyirunya...ia berdoa pada yang Maha
Kuasa.."wahai Tuhanku...aku bukannya mau menagih hutang atas setiap pengorbanan kepada anakku selama ini..akan tetapi berilah hukuman yang setimpal atas perbuatannya itu.."...sambil berderai air mata...dan perasaan yang tidak menentu...antara rasa benci,sakit hati dan rasa sayang pada anaknya...ibu nya Silancang...berdoa....dan doanya ternyata di kabul....
Langit tiba-tiba gelap gulita....angin berhembus dengan kencangnya...halilintar saling bersautan....hujan deraspun tercurah dari langit seakan turut berduka dengan kesedihan ibunya Silancang....dan menghancurkan kapal milik anaknya......akhir kisah yang sangat tragis..karena sebuah kesalahan terhadap seorang ibu...menurut cerita rakyat setempat...kain sutra milik Silancang,melayang-layang dan jatuh menjadi negeri Lipan yang terletak dikampar kiri,Gongnya terlempar ke Kamapar Kanan dan menjadi sungai Ogong,tembikarnya menjadi Pasubilah,sedangkan tiang bendera kapal Silancang terlempar hingga menjadi sebuah danau yang diberi nama Danau Silancang....dan sampai sekarang nama-nama tempat itu masih ada...mungkin ini hanya sebuah legenda atau dongeng..akan tetapi yang lebih penting..bagaimana kita bersikap terhadap orang tua....
QS 17 : 23"
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah
seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah
kepada mereka Perkataan yang mulia[850].
[850]
Mengucapkan kata Ah kepada orang tua tidak dlbolehkan oleh agama apalagi
mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada
itu."
Ditulis oleh : Admin
Tag :
2,
silancang.Riau
0 Komentar untuk "Legenda Si Lancang dari Riau 2"